Sabtu, 14 Juli 2012

Televisi, Media Hiburan


Perkembangan industri penyiaran telivisi di Indonesia terakhir ini berlangsung dengan sangat cepat. Sebelum tahun 1990 dunia penyiaran televisi di Indonesia hanya ada satu stasiun telivisi nasional yang dikelola oleh negara, yaitu TVRI. Setelah itu bermunculan stasiun-stasiun swasta.
Keberhasilan pembangunan sektor televisi nasional Indonesia ini, di satu sisi memberi harapan tersedianya media komunikasi massa yang efektif untuk menyampaikan berbagai pesan secara langsung kepada masyarakat. Namun pada sisi yang lain, perkembangan yang pesat ini justru memberikan rasa khawatir atas munculnya bentuk intervensi tayangan telivisi terhadap kehidupan psikologi anak-anak. Kekhawatiran itu sangat wajar sebab tidak sedikit tayangan telivisi yang tidak mengindahkan nilai-nilai edukasi, moral, tata susila dan hanya mengejar keuntungan semata.
Namun meski diakui bahwa tidak sedikit stasiun telivisi yang tetap mengedepankan aspek pendidikan dalam beberapa tayangannya. Dengan kata lain telivisi sebenarnya masih tetap bisa memberi dampak positif pada pemirsanya selama pengelola stasiun telivisi tersebut secara konsisten untuk memfungsikan telivisi sebagaimana fungsi telivisi sebagai media massa.
Fungsi Telivisi
Setidaknya ada empat fungsi yang diusung oleh stasiun penyiaran TV. Sebagaimana fungsi media massa lainnya, telivisi mempunyai empat fungsi pokok yaitu ; fungsi sebagai lembaga pemberi informasi publik, fungsi sebagai lembaga edukasi atau memberi pendidikan, fungsi hiburan dan fungsi kontrol sosial.
Namun, secara umum pemanfaatan telivisi pada masyarakat Indonesia masih terbatas hanya sebagai media hiburan dan media informasi. Di Indonesi keempat fungsi telivisi tersebut belum optimal kecuali fungsi menghibur dan fungsi informatif. Menonton TV bukan merupakan perilaku yang salah. Pada tahap dan tingkatan tertentu menonton telivisi bahkan dianjurkan. Yang tidak boleh adalah kecanduan menonton telivisi.
Pengaruh TV
Secara psikologis menonton telivisi dalam rentang waktu yang panjang dan dengan frekwensi (tingkat keseringan) yang tinggi bisa menimbulkan kecanduan dan dapat membunuh daya imajinatif. Lebih daripada itu tontonan telivisi yang ditonton dengan frekwensi dan intensitas yang tinggi akan merangsang terjadinya metabolisme psikis secara berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya ketumpulan emosi seperti apatis, penghayal dan sebagainya.
Jika kebiasaan menonton telivisi dilakukan secara tidak bersama-sama maka dampak sosial yang terjadi adalah perilaku seperti lebih suka beraktivitas sendiri, tidak suka gaul, cuek pada keberadaan orang lain , tidak peduli pada norma umum. Disamping itu, kecanduan menonton telivisi jelas sangat mengganggu aktivitas belajar siswa sekolah. Sementara tidak sedikit stasiun TV yang menempatkan acara favorit anak-anak pada jam dimana anak-anak seharusnya memulai kegiatan belajarnya.
Semua itu tidak luput adalah akibat intervensi yang sangat kuat dari pelajaran-pelajaran yang termuat didalam tayangan telivisi. Akibat dari intervensi yang dilakukan TV terhadap perilaku pemirsanya memang tidak seketika efeknya. Ia akan muncul secara evolutif. Perlahan dan pasti telivisi kita menurunkan keutuhan aqidah, keimanan dan mental
Peran orang tua
Pertama, membangun kesadaran bahwa telivisi mempunyai berbagai fungsi dan memberi pengaruh baik maupun buruk bagi kehidupan pemirsany. Kedua, membuat kesepakatan dengan anak tentang acara yang boleh dan tidak boleh ditonton. Ketiga,  membuat kalender/jadual menonton TV. Keempat mendampingi anak nonton Telivisi.
Tayangan TV terbukti cukup efektif dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku anak-anak, lantaran media ini sekarang telah berfungsi sebagai rujukan dan wahana peniruan. Untuk membantu anak agar dapat memanfaatkan tayangan TV secara positif, sangat membutuhkan peran optimal orang tua terutama dalam mendampingi dan mengawasi.
Orang tua perlu terus mananamkan daya pikir yang kreatif anak dalam belajar. Orang tua tidak perlu melarang anaknya menonton TV. Yang justru mendapat perhatian serius adalah bagaimana orang tua memilihkan acara yang betul-betul bermanfaat bagi pendidikan dan perkembangan anaknya.

 Alfian(Jaringan Radio Komunitas Lampung)
Agus Guntoro(Ketua Radio Komunitas Gema Lestari, Hanura)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar