Persaingan dunia telivisi swasta di Indonesia untuk memperebutkan pemirsanya, membuat pengelola stasiun telivisi berusaha sekeras mungkin untuk menyajikan tayangan yang sekiranya dapat menarik perhatian pemirsa. Tidak peduli apakah tayangan itu mendidik atau tidak. Salah satu tayangan yang mereka persembahkan kepada pemirsa adalah tayangan yang bernuansa mistis, horor yang dikemas dalam setting menegangkan, lucu, action, komedi atau drama.
Mengapa tayangan horor atau mistis itu menarik? mengapa tayangan itu
begitu diminati oleh pemirsa TV dari segala segmen usia ? Dalam konsep
psikologi, manusia adalah mahluk yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
Terhadap hal-hal yang sifatnya tidak jelas, manusia terdorong untuk membuka
ketidakjelasan tersebut menjadi hal yang jelas dan terbuka. Demikian pula
halnya dengan dua goib, atau dunia mistis sebagai hal yang tidak jelas atau
abstrak.
Bagi orang dewasa, tayangan horor bisa menjadi hiburan yang menegangkan. Hal ini karena orang dewasa mempunyai kesadaran yang nyata bahwa apa
yang mereka lihat hanyalah sebuah tontonan, bukan realita yang sebenarnya.
Berbeda dengan pemirsa anak-anak. Dalam mengkonsumsi
sebuah tayangan TV, anak menganggap apa yang mereka lihat dan
mereka dengar adalah sebuah realita. Akal pikir mereka belum dapat menangkap
bahwa tayangan film adalah sebuah rekayasa elektronik dengan berbagai trik dan
efek buatan sehingga tayangan tersebut seperti kejadian nyata dan benar-benar
hidup. Disinilah pentingnya orang tua memberi penjelasan
kepada anak-anak ketika melihat sebuah tayangan TV, baik itu tayangan kekerasan maupun horor.
Horor atau mistis adalah misteri.
Secara psikologis tayangan misteri akan membawa dampak negatif terhadap
perkembangan kognisi dan afeksi anak, terutama dalam hal cara berfikir dan
memecahkan masalah. Semua menyajikan kemustahilan yang
akan membawa anak kepada pemikiran praktis dan memperlemah perjuangan anak
dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya, sehingga anak menjadi irrasional
dan berfikir instan. Kondisi ini akan berdampak pada
terbentuknya kepribadian yang tidak berdaya.
Alfian
Jaringan Radio Komunitas Lampung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar