Sabtu, 30 Juni 2012

Bersatu Tanpa TV


Sekitar 60 juta anak Indonesia menonton TV selama berjam-jam hampir sepanjang hari. Apa yang ditonton? Anak-anak menonton acara TV apa saja karena kebanyakan keluarga tidak memberi batasan yang jelas. Mulai dari acara gosip selebritis, berita kriminal, sinetron remaja yang penuh kekerasan, seks, intrik, mistis, amoral. Termasuk juga acara anak yang sebagian besar berisi adegan yang tidak aman dan tidak pantas ditonton anak.

Bayangkan kalau anak-anak kita adalah satu dari mereka yang tiap hari harus menelan hal-hal dari TV yang jelas-jelas tidak untuk mereka tapi untuk orang dewasa. Anak-anak akan sangat berpotensi untuk kehilangan keceriaan dan kepolosan mereka karena masuknya persoalan orang dewasa dalam keseharian mereka. Akibatnya, sering terjadi gangguan psikologi dan ketidakseimbangan emosi dalam bentuk kesulitan konsentrasi, perilaku kekerasan.

Hanya sedikit anak yang beruntung bisa memiliki berbagai kegiatan, fasilitas, dan orangtua yang baik sehingga bisa mengalihkan waktu anak untuk hal-hal yang lebih penting daripada sekadar menonton TV. Namun jutaan orangtua di Indonesia pada umumnya cemas dan khawatir dengan isi siaran TV kita.

Kalangan industri televisi mempunyai argumentasi sendiri mengapa mereka menyiarkan acara-acara yang tidak memperhatikan kepentingan anak dan remaja. Intinya, kepentingan bisnis telah sangat mengalahkan dan menempatkan anak dan remaja kita sekadar sebagai pasar yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya. Meski stasiun TV sudah mulai memperbaiki isi siaran mereka melalui kode D, RBO, Dll.

Pemerintah maupun institusi lain, terbukti belum mampu membuat peraturan yang bisa memaksa industri televisi untuk lebih arif menyiarkan acaranya. Sehingga, tidak ada pilihan lain kecuali individu sendiri yang harus menentukan sikap menghadapi situasi ini.

Untuk itulah perlu ada gerakan HARI TANPA TV yang akan membuktikan bahwa apabila masyarakat bisa bersatu melakukan penolakan terhadap perilaku industri televisi. Berbagai cara dapat kita lakukan bersama, seperti: mengadukan tayangan TV yang tidak baik ke KPID, dan melakukan kegiatan bersama selama 1 hari(Jalan-jalan, membaca buku, memasak, bercocok tanam,dll).

Itu semua demi menyelamatkan generasi”Anak-anak” dari tayangan TV yang tidak baik, dengan harapan penyedia jasa industri TV melakukan perbaikan terhadap tayangan-tayangan yang ada.




Alfian
Jaringan Radio Komunitas Lampung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar